09 March 2023 - Oleh Kantor Kerjasama
Kategori : Kerja Sama
UNWIRA, Universitas Indonesia, British Council, dan University of Sheffield Inggris Selenggarakan Pelatihan English as A Medium of Instruction (EMI)
UNWIRA – Dalam rangka mengembangkan kapasitas dan kreativitas para dosen, Kantor Kerja Sama dan Pusat Karier (KSPK) Universitas Katolik Widya Mandira (UNWIRA) Kupang bekerja sama dengan Universitas Indonesia, British Council, dan University of Sheffield menyelenggarakan pelatihan English as A Medium of Instruction (EMI).
Baca juga: Nono Berprestasi, Unwira Beri Apresiasi
Kegiatan yang berlangsung di LPPM Hall Lantai III UNWIRA ini dijalankan selama 2 (dua) hari, yaitu Kamis (9/3/2023) dan Jumat (10/3/2023). Narasumber utama dalam pelatihan EMI ialah Ibu Harumi Manik Ayu, M.Hum., dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, dan Maria Goreti Djehatu, M.Pd., dosen Prodi Bahasa Inggris UNWIRA.
Kegiatan ini dihadiri oleh 16 dosen dari 7 Fakultas di UNWIRA.
Dalam sambutannya, Dr. Bernardus K. Danibao, S.Pd., SH., M.Ed., Kepala Laboratorium Bahasa UNWIRA, menyampaikan ucapan selamat datang dan terima kasih kepada Ibu Harumi Manik Ayu, M.Hum yang telah bersedia datang dan menjadi fasilitator EMI di UNWIRA.
Baca juga: BK DPR RI Perpanjang MoU dan Bawakan Kuliah Umum di UNWIRA
Menurut Dr. Bernard, EMI pada dasarnya searah dan sejajar dengan visi-misi UNWIRA, yang salah satunya mendorong terwujudnya UNWIRA sebagai kampus unggul, baik secara nasional maupun internasional.
Baca juga: Unika Atma Jaya, UNWIRA, dan AIFIS Selenggarakan Webinar Berbasis Bahasa dan Budaya
“Penguasaan Bahasa Inggris sebagai media instruksi di dalam kelas merupakan salah satu indikator tercapainya visi-misi tersebut. Hal itu juga sekaligus menjadi sebuah pencapaian pribadi jika kita bisa mengajar dalam Bahasa Inggris, meskipun [Bahasa Inggris] bukan bidang keilmuan kita. Oleh karena itu, saya mengapresiasi para dosen yang telah hadir dalam kegiatan ini,” ungkap Dr. Bernard.
Urgensi Bahasa Inggris untuk UNWIRA ditegaskan juga oleh Pater Dr. Philipus Tule, SVD., Rektor UNWIRA. Menurut Rektor UNWIRA yang biasa dipanggil Pater Lipus, selain untuk terwujudnya visi-misi kampus, pelatihan EMI juga berperan penting dalam meningkatkan kesadaran berbahasa Inggris.
“Namun, penguasaan bahasa Inggris bukan hanya semata-mata untuk aktivitas perkuliahan, melainkan juga untuk mempelajari wawasan-wawasan baru. Di samping itu, dengan perkuliahan berbahasa Inggris, mahasiswa/i akan berjuang lebih banyak dalam memahami materi perkuliahan. Hal ini juga menjadi suatu bentuk keterbukaan kita terhadap perubahan gaya dan/atau metode belajar [perkuliahan] yang terus berkembang,” Pater Lipus, ahli dan dosen Filsafat Islam (Islamologi) yang menyelesaikan Program Doktoral-nya di The Australian National University, Canberra-Australia.
Baca juga: UNWIRA dan Universitas Udayana Selenggarakan Kuliah Umum tentang Bahasa dan Kebudayaan
Pater Philipus juga berkomentar terkait mutu pendidikan Nusa Tenggara Timur (NTT) yang beberapa pekan terakhir menjadi topik diskusi publik setelah Bapak Dr. Viktor Bungtilu Laiskodat, SH., M.Si., Gubernur NTT, mengeluarkan kebijakan sekolah jam 5 (lima) pagi.
Baca juga: Rektor Unwira Mengunjungi Mahasiswa/i KKNT-PPM di Desa Kolbano
“Berhadapan dengan realitas ini, para dosen didorong untuk berdiskusi tentang strategi penguatan pendidikan di NTT. Untuk itu, pelatihan EMI merupakan salah satu alternatif untuk pendidikan NTT. Saya berharap agar selama beberapa tahun mendatang, semua Program Studi (Prodi) di UNWIRA memberi perkuliahan dalam Bahasa Inggris. Usaha ini tidak hanya untuk meningkatkan kualitas kelembagaan, tetapi juga untuk mempromosikan UNWIRA kepada publik,” tutur Pater Lipus, Rektor UNWIRA yang keenam.
Selain itu, Dr. David Read, dosen University of Sheffield Inggris, berbicara tentang arti penting EMI Dissemination.
“Kegiatan yang diinisiasi oleh British Council ini bertujuan untuk meningkatkan kapabilitas dan kepercayaan diri Perguruan Tinggi Indonesia dalam menggunakan EMI. Pendekatan yang digunakan dalam EMI ialah program pembelajaran campuran (blended programme), yaitu pertemuan daring dan luring. Para peserta pelatihan EMI diharapkan mendiseminasikan pengetahuan tentang EMI dan menerapkan di Perguruan Tinggi masing-masing,” kata Dr. David Read.
Baca juga: LLDIKTI XV Serahkan SK, Unwira Resmi Membuka Prodi PPG
Menurut Dr. David Read, ada 3 (tiga) alasan penting (rationale) terselenggaranya pelatihan diseminasi EMI. Pertama, perkuliahan berbahasa Inggris diharapkan menciptakan kolaborasi kelembagaan dan pengembangan linguistik/pedagogis. Kedua, pelatihan daring mesti meningkatkan keterlibatan dari institusi-institusi dari luar kota besar untuk memungkinkan keterlibatan mitra University of Sheffield atau UI di seluruh dunia. Ketiga, materi daring yang dirancang khusus dan kegiatan diseminasi di setiap lembaga peserta EMI Dissemination harus memaksimalkan dampak dan keberlanjutan EMI.
“Ada 26 Perguruan Tinggi Indonesia yang berkolaborasi dengan University of Sheffield dan British Council untuk pengembangan EMI. Saya sangat yakin bahwa pelatihan diseminasi EMI ini akan sangat produktif, bermanfaat, dan memperkaya wawasan para peserta,” pungkas Dr. David Read.
Baca juga: Pendaftaran Mahasiswa/i Baru TA 2023/2024 - Universitas Katolik Widya Mandira
Pelatihan EMI dibawakan oleh Ibu Harumi Manik Ayu, M.Hum dan Ibu Maria Goreti Djehatu, M.Pd. Kegiatan ini dipandu oleh Ibu Maria Regina Jaga, S.Pd., M.Pd., MS ECE., dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris. Pada hari pertama, para peserta dibekali dengan pengetahuan seputar EMI. Kemudian, pada hari kedua, pelatihan lebih bersifat praktis, yaitu simulasi perkuliahan microteaching dalam Bahasa Inggris.
(Penulis: Sarnus Joni Harto; Editor: Ricky Mantero)