29 April 2023 - Oleh Kantor Kerjasama

Kategori : Kegiatan Khusus Kampus

Rayakan Idul Fitri 1444 Hijriah, Mahasiswa/i Muslim UNWIRA Kunjungi Panti Asuhan


UNWIRA – Pada Sabtu (29/04/2023), mahasiswa/i Muslim Universitas Katolik Widya Mandira (UNWIRA) Kupang merayakan Idul Fitri 1444 Hijriah dengan mengunjungi 2 (dua) Panti Asuhan di Kota Kupang, yaitu Panti Asuhan Islam Nurussa'adah  dan Panti Asuhan Katolik Sonaf Maneka Lasiana. Bersama Rektor UNWIRA, Pater Dr. Philipus Tule, SVD., kunjungan itu mengambil tema “Kunjungan Persaudaraan”.

Baca juga: Pesan Rektor UNWIRA bagi Mahasiswa/i Muslimin dan Muslimat untuk Menyambut Bulan Suci Ramadhan dan Idul Fitri al-Mubarak 1444 Hijriyah

Kunjungan itu turut dihadiri oleh Pater Peter Tan, SVD., M.Fil dan Pater Yoseph Riang, SVD., S.Fil., M.Th., M.I.Kom., Koordinator Campus Ministry UNWIRA, mahasiswa/i Campus Ministry UNWIRA, para frater, bruder, dan suster dari beberapa Program Studi (Prodi) di UNWIRA, beberapa mahasiswa/i perwakilan Prodi Pendidikan Musik UNWIRA, serta beberapa tenaga pendidikan UNWIRA.

Sebelum berangkat ke 2 (dua) Panti Asuhan tersebut, Pater Dr. Philipus Tule, SVD., Rektor UNWIRA, mengatakan bahwa kegiatan “Kunjungan Persaudaraan” itu merupakan kegiatan yang selalu dilakukan UNWIRA setiap tahun pada saat merayakan hari raya Idul Fitri.

Baca juga: Mempersiapkan Lulusan yang Siap Kerja, UNWIRA Berkomitmen Melalui Program Inkubasi Persiapan Kerja

“Kegiatan semacam ini biasa disebut sebagai Halal Bihalal. Sebab, puncak puasa dari Muslimin dan Muslimat ialah pada hari raya Idul Fitri. Sebagai satu keluarga di UNWIRA, kita mengucapkan syukur atas puncak puasa sekaligus puncak kemenangan dari saudara/i kita yang beragama Islam. Dengan demikian, hari raya Idul Fitri merupakan kesempatan untuk saling memaafkan dan mengampuni, serta membebaskan diri dari segala bentuk ikatan, seperti kesalahan, kekeliruan, dosa, dan yang lainnya,” tutur Rektor UNWIRA yang biasa disapa Pater Lipus.

Menurut Pater Lipus, ahli dan dosen Filsafat Islam (Islamologi), hari raya Idul Fitri itu tidak hanya berlaku di antara kalangan muslim.

“Di UNWIRA, kita bisa merayakan hari raya Idul Fitri dengan mengunjungi satu sama lain, seperti orang Kristen mengunjungi orang Islam, sebaliknya orang Islam mengunjungi orang Kristen, sembari membawa silaturahmi dan mengungkapkan kebaikan. Silaturahmi dan ungkapan kebaikan itu merupakan bentuk rasa syukur atas kemenangan setelah masa puasa. Oleh karena itu, sebagai sebuah lembaga pendidikan tinggi, kita perlu menempatkan silaturahmi sebagai sebuah kegiatan yang mengedepankan Bhinneka Tunggal Ika,” ungkap Pastor SVD yang pernah menulis buku berjudul “Mengenal Kebudayaan Keo: Dongeng, Ritual, dan Organisasi Sosial”.

Baca juga: Mewisuda 552 Wisudawan/ti, UNWIRA Tekankan Peningkatan Kualitas Pendidikan NTT

Di Panti Asuhan Islam Nurussa'adah Kupang, rombongan UNWIRA diterima oleh Ketua Panti Asuhan, Muhammad Ramli. Beberapa acara pun langsung diselenggarakan oleh rombongan UNWIRA, seperti ramah-tamah, nyanyi bersama, pemberian hadiah, foto bersama, dan makan snack bersama.

Melalui Pater Lipus, UNWIRA menghadiahkan buku-buku bacaan untuk anak-anak Panti Asuhan Islam Nurussa'adah Kupang.

Baca juga: Dosen Universitas Indonesia dan UNWIRA Jadi Fasilitator Pelatihan Diseminasi English as a Medium of Instruction (EMI) di UNWIRA

Menurut Pater Peter Tan, SVD., M.Fil., Koordinator Campus Ministry UNWIRA, buku-buku yang dihadiahkan kepada anak-anak Panti Asuhan Islam Nurussa'adah Kupang merupakan bentuk kepedulian UNWIRA terhadap upaya pembangunan literasi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kami, tambah Rektor UNWIRA, mau berbagi dengan anak-anak Panti Asuhan.

Baca juga: Selenggarakan Career Days, UNWIRA Tekankan Etos Kerja

“Kami mau berbagi dengan banyak orang luar dan tidak hanya berbagi dengan sesama di UNWIRA. Berbagi ini merupakan upaya untuk menjaga persaudaraan internal dan eksternal di antara UNWIRA dengan semua orang di mana dan kapan saja, terutama untuk menjaga benih-benih radikalisme, menjunjung tinggi dan memupuk persaudaraan, melawan ide-ide baru yang berusaha memecahbelah kita di NTT, dan menegasikan temuan bahwa NTT sudah berpotensi menghasilkan radikalisme yang tinggi. Dengan demikian, kita berusaha menunjukkan bahwa toleransi di NTT sungguh-sungguh terjadi, bukan sekadar teori, melainkan telah menjadi kenyataan. Sebab, penenun persaudaraan di NTT ialah kita semua,” jelas Pater Lipus, alumnus Doktoral The Australian National University, Canberra-Australia.

Melihat kedatangan rombongan UNWIRA, Muhammad Ramli, Ketua Panti Asuhan Islam Nurussa'adah Kupang, mengatakan bahwa kepedulian terhadap sesama merupakan ajaran setiap agama.

Baca juga: Suara Para Mitra di Career Days UNWIRA Periode I 2023

“Di dalam Islam, peduli terhadap sesama merupakan ajaran yang paling penting. Orang yang tidak peduli terhadap sesama disebut sebagai pendusta-pendusta agama. Kepedulian itu tidak harus dibuat hanya oleh orang kaya, tetapi harus dibuat oleh semua orang, tanpa membeda-bedakan status,” ujar Muhammad Ramli.

Menurut Muhammad Ramli, keyakinan atau iman setiap orang itu merupakan ruang privasi yang harus dijaga bersama, tetapi kepedulian terhadap sesama merupakan ungkapan cinta dan rasa kemanusiaan yang universal.

Baca juga: Lepas 552 Wisudawan/ti, UNWIRA Syukuri dengan Perayaan Ekaristi dan Acara “Ramah-Tamah”

“Kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada rombongan UNWIRA yang telah bersilahturahmi ke tempat kami. Semoga amal baik yang telah diberikan oleh UNWIRA dapat dibalas oleh Tuhan Yang Mahakuasa,” pungkas Muhammad Ramli.

(Penulis: Ricky Mantero)