19 August 2023 - Oleh Kantor Kerjasama
Kategori : Kegiatan Khusus Kampus
PKKMB UNWIRA Usung Tema "Menuju Kampus Sehat dan Bermartabat", Ini Pesan Ketua YAPENKAR pada Pembukaan Tahun Akademik
UNWIRA - Universitas Widya Mandira Kupang mengusung tema “Kampus Sehat dan Bermartabat” pada kegiatan PKKMB bagi 1.861 mahasiswa baru angkatan ke-42 yang berlangsung pada 17-19 Agustus 2023. Pada hari penutupan PKKMB Sabtu (19/8/2023), dilangsungkan perayaan ekaristi pembukaan tahun akademik 2023/2024 yang dipimpin ketua Yayasan Pendidikan Katolik Arnoldus (YAPENKAR), P. Dr. Yulius Yasinto, SVD bertempat di Aula Sta. Maria Immaculata, Kampus Penfui.
Baca Juga: UNWIRA Sambut Mahasiswa Baru dengan Semangat Menuju Kampus Sehat dan Bermartabat
Dalam khotbahnya, Pater Yulius menegaskan pentingnya saling menghargai dan mengormati bagi segenap Civitas Academica UNWIRA. “Sejak lima belas tahun yang lalu, UNWIRA memakai moto Melayani dengan Hati, sehingga kalian harus saling menghargai, menghormati dan melayani,” ujarnya.
Hal ini, sambungnya, dikarenakan segenap Civitas Academica UNWIRA terdiri dari berbagai latar belakang budaya, status sosial dan bahkan agama. Di tengah keberagaman ini, menurutnya, kepribadian manusia dapat dilihat dari tiga hal yakni hati, pikiran, dan tangan. “Hati yang bisa merasa dan sensitif dengan kebutuhan orang lain, hati yang bisa mencintai orang lain, lalu otak yang bisa merefleksi semua hal dengan baik, tetapi itu tidak cukup. Orang harus menggerakkan tangan dan kakinya untuk bekerja dan melayani,” ujarnya.
Baca Juga: Peringati HUT ke-78 Republik Indonesia, UNWIRA Gelar Upacara Bendera
Manusia yang Bermartabat
Pater Yulius menguraikan tiga aspek penting sebagai manusia yang bermartabat yakni kecintaan pada lingkungan alam, hormat kepada sesama dan prilaku di ruang publik (public space). Ia menuturkan tentang pengalamannya melihat para turis asing yang mengumpulkan sampah di sebuah tempat wisata di Riung-Flores.
“Turis-turis ambil dan pungut sampah yang dibuang oleh kita sambil geleng-geleng karena orang-orang kita tidak bisa menghargai alam,” tuturnya. Pater Yulius juga mengharapkan tidak adanya pelecehan secara verbal maupun fisik di kampus. “Kita tidak melecehkan orang, tidak ghosting berdasarkan bentuk tubuhnya apalagi melalui kekerasan fisik terhadap sesama mahasiswa apalagi bapa ibu dosen yang berprofesi mulia,” tegasnya
Baca Juga: Mahasiswa UNWIRA Raih Prestasi Gemilang dalam Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia 2023
Aspek terakhir dari martabat manusia lanjut Pater Yulius, ialah prilaku di tempat umum seperti prilaku berkendara, saat menonton sepak bola, untuk menyebut beberapa contoh. “Masih ada mahasiswa UNWIRA yang ngobrol sambil berkendara. Tidak masuk di akal sekali,” tegasnya. Pater Yulius mengharapkan para mahasiswa dapat menunjukkan sikap agar dapat dikatakan bermartabat dengan cara menempatkan diri secara baik dan benar di tempat umum.
Lebih lanjut, Pater Yul menguraikan tentang kultur baru pemujaan pada tubuh melalui teknologi yang kerap dilakukan generasi saat ini. Kualitas diri ini menurutnya berbahaya jika orang lupa berempati kepada orang lain dan Tuhannya.
“Pengetahuan dan teknologi menjadi dewa baru dan manusia menjadi pusat,” ungkapnya. Karena itu, pusat kebaikan dan kebenaran lanjut Pater Yul, ialah Tuhan sendiri. “Kita adalah citra Allah yang mengejar tujuan hidup bersama Allah dan bukan sekedar materi. Sebagaimana ayat menyebutkan, hendaknya kamu mengabdi pada Allah, maka kalian datang ke sini untuk mengabdi kepada Allah,” ujarnya.
Di akhir kotbah, Pater Yul menegaskan bahwa kampus yang bermartabat tidak dilihat dari akreditasi dan fasilitas saja tetapi juga dari mutu kepribadian seimbang yang mesti dimiliki segenap Civitas Academica.
“Dengan ukuran-ukuran tersebut, kalian (mahasiswa/i) bisa menjadi pribadi yang bermartabat dan dapat mewujudkan kampus yang bermartabat,” pungkasnya.
Untuk diketahui, Universitas Widya Mandira menjadi salah satu kampus yang berpartisipasi dalam Laudato Si Platform Action yakni komitmen terhadap masalah lingkungan atau ekologi. Mahasiswa/i diajak untuk mengurangi barang-barang sekali pakai dan membuang sampah pada tempatnya. Salah satu contoh konkret yang dilakukan kampus ialah membagikan tumbler air minum kepada para mahasiswa/i baru. Hal ini dimaksudkan agar mengurangi botol air mineral sekali pakai dan mengurangi sampah plastik.
(Penulis: Paul Ama Tukan)