16 April 2024 - Oleh Kantor Kerjasama
Kategori : Penelitian & Pengabdian pada Masyarakat
Peduli Stunting, Mahasiswa FISIP UNWIRA Sosialisasikan Pencegahan Stunting di Desa Oringbele
UNWIRA - Mahasiswa program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Katolik Widya Mandira, melaksanakan sosialisasi bertajuk, “Pencegahan Stunting Melalui Pasangan Usia Subur”. Kegiatan dilaksanakan di Kantor Desa Oringbele, Kecamatan Witihama, Adonara, Selasa (16/04/2024).
Baca Juga: Bentuk Karakter Pemimpin, BEM FKIP Adakan Latihan Kepemimpinan Tingkat Menengah
Rana Lamanepa, mahasiswa peserta MBKM dari Program Studi Ilmu Pemerintahan, menjadi salah satu pemateri. Dalam pemaparannya, ia menekankan pentingnya melakukan pencegahan stunting sejak dini.
“Salah satu cara mencegah stunting ialah melalui peningkatan konsumsi makanan bergizi mulai dari kalangan remaja putri, calon pengantin, serta ibu hamil dan menyusui,” jelasnya.
Baca Juga: Bentuk Jiwa Kepemimpinan Mahasiswa, Prodi Ilmu Pemerintahan UNWIRA Gelar LKMM
Berdasarkan data yang diperoleh dari kader posyandu, jumlah anak stunting di Desa Oringbele sebanyak 17 orang. Melihat kondisi ini, Rana menyampaikan bahwa stunting bukan hanya menyangkut masalah tinggi badan atau perawakan fisik, tetapi juga dapat mempengaruhi masa depan anak-anak. Penderita stunting berisiko mengalami gangguan belajar, penyakit kronis, bahkan kematian.
Peserta dalam kegiatan ini adalah masyarakat setempat, dengan sasaran utamanya para calon pengantin dan ibu-ibu muda. Usai sosialisasi, peserta diminta untuk mengisi kuisioner bersama, guna mengukur pengetahuan dan sikap pasangan usia subur tentang stunting.
Baca Juga: Dorong Minat Baca Mahasiswa, Perpustakaan UNWIRA Gelar Lomba Resensi Buku
Rencana tindak lanjut dari sosialisasi pencegahan stunting ialah pemberian makanan tambahan (PMT) untuk ibu hamil dan balita stunting.
Stephanie Perdana Ayu Lawalu, S.Sos., MPP., Dosen Pendamping MBKM mengatakan bahwa sosialisasi ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran remaja dan ibu-ibu muda untuk menerapkan perilaku hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi, sehingga dapat mencegah stunting sejak dini. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk mendorong pemerintah setempat agar lebih memperhatikan masalah stunting di masyarakat yang jauh dari jangkauan rumah sakit.
"Kami berharap pemerintah dapat menjalankan perannya dalam menghimbau dan mengupayakan kesadaran pola hidup dan pola makan yang sehat, terutama di kalangan generasi muda, guna menghasilkan generasi yang lebih sehat, bermutu, berkualitas, dan bebas dari stunting di masa yang akan datang," pungkasnya.
(Penulis: Fransiska Dhone; Editor: Yosefa Saru)