02 June 2024 - Oleh Kantor Kerjasama
Kategori : Kegiatan Khusus Kampus
Campus Ministry UNWIRA Adakan Aksi Sosial di TPA Alak
UNWIRA - Campus Ministry Universitas Katolik Widya Mandira mengadakan Aksi Sosial berupa kunjungan dan pemberian bantuan kepada para pemulung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Alak, pada Sabtu (01/06/2024). Kegiatan ini melibatkan puluhan mahasiswa yang tergabung dalam kelompok Peer Ministry UNWIRA (Pelayan Teman Sebaya) dari berbagai Program Studi.
Para mahasiswa mengunjungi para pemulung dan memberi bantuan berupa sembako dan pakaian layak pakai kepada warga di kawasan TPA Alak yang berjumlah 45 Kepala Keluarga (KK). Bantuan yang diserahkan merupakan hasil sumbangan sukarela yang dikumpulkan dari segenap Civitas Academica UNWIRA.
Pater Ronny Dae Soro, SVD., Koordinator Campus Ministry, mengatakan kegiatan ini diadakan untuk membina mental dan karakter mahasiswa.
“Kita belajar untuk memiliki semangat juang dan melihat kenyataan dari sisi orang-orang sederhana,” ungkapnya.
Melalui kegiatan ini, lanjutnya, para mahasiswa harus belajar untuk memiliki daya juang dalam proses belajar di UNWIRA. Ia juga menekankan pentingnya aspek pemberian diri untuk berbagi kepada orang lain.
Baca Juga: Tim Debat Fakultas Hukum UNWIRA Raih Juara Pertama dalam Lomba Debat Hukum se-Kota Kupang
Salah satu peserta Aksi Sosial dari Prodi Akuntansi, Sulvi Pande, menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat membantunya untuk melihat kehidupan orang lain sebagai berkat dan inspirasi.
“Saya terkesan karena bisa bertemu dengan orang-orang susah. Perjuangan mereka untuk hidup sangat menginspirasi,” ungkapnya.
Baca Juga: Prodi Ilmu Pemerintahan UNWIRA Gelar Penutupan Turnamen Futsal IPM Cup III
Sementara itu, staf Campus Ministry, Fr. Paul Tukan, SVD., mengatakan bahwa Aksi Sosial ini dilaksanakan tepat pada peringatan Hari Lahir Pancasila sebagai refleksi bersama tentang potret kemiskinan di NTT.
“Aksi sosial memiliki arti bergerak membangun karena rasa solider. Mahasiswa turut menyumbang lewat aksi dan jangan sampai kelak masuk dalam sistem yang justru menindas orang kecil,” pungkasnya.
Ia mengharapkan kegiatan seperti ini dijalankan sebagai tanggung jawab bersama menuntaskan kemiskinan struktural, khususnya di NTT.
(Penulis: Yosefa Saru)