25 June 2024 - Oleh Kantor Kerjasama
Kategori : Kegiatan Khusus Kampus
Fakultas Teknik UNWIRA Gelar Bincang-bincang
UNWIRA – Fakultas Teknik Universitas Katolik Widya Mandira menggelar Bincang-bincang Teknik dengan sub tema, “Strategi Peningkatan Kemampuan Pengelolaan Masalah dan Potensi Pembangunan” pada Senin (24/06/2024) di Aula St. Paulus, Lt. 4, Gedung Rektorat UNWIRA. Kegiatan yang dimoderasi oleh Ir. Robertus M. Rayawulan, MT., tersebut menghadirkan tiga narasumber yang berkompeten dalam bidangnya, antara lain, Dr. Thobias I. A. Mesak, S.T., M.T., IAP., Ir. Boyke Joenan, M.Si., dan Dr. Don Gaspar Noesaku da Costa, ST., M.T.
Baca Juga: Gandeng Yayasan PIKUL, FISIP UNWIRA Gelar Talkshow tentang RPJPD
Mauritius Ildo Rivendi Naikofi, ST., MT., selaku Ketua Panitia dalam kegiatan bincang-bincang tersebut menjelaskan bahwa kegiatan bincang-bincang yang diselenggarakan pada hari ini merupakan program tahunan yang biasa dilakukan oleh Fakultas Tenik UNWIRA. Lebih lanjut, alumnus Fakultas Teknik UNWIRA ini menambahkan bahwa kegiatan ini juga bertujuan untuk mendukung visi dan misi Fakultas Teknik yang tercermin dalam Motto “Engineering & Technology for Humanity.”
“Kita perlu memahami bahwa tujuan dilaksanakannya kegiatan kita pada hari ini ialah untuk merangsang kepekaan sekaligus mengidentifikasi adanya persoalan dan kebutuhan pembangunan yang berdampak pada ketepatan metode atau pendekatan penyelesaian persoalan dan kesesuaian produk infrastruktur dengan kebutuhan masyarakat,” tegasnya.
Dr. Thobias I.A. Mesak., menjelaskan bahwa dibutuhkan kerja sama dan komitmen semua pihak untuk mengembangkan Nusa Tenggara Timur yang maju. Sebab, di luar sana, NTT sering dicap sebagai daerah yang tertinggal dan miskin. Dalam pembangunan suatu daerah setidaknya terdapat beberapa potensi yang perlu diperhatikan secara bersama antara lain, sumber daya manusia, finansial, infrasturktur, dan sosial. Menurut Thobias, hal potensi-potensi ini jika dikelola secara baik maka akan membawa NTT lebih berkembang.
“Upaya untuk mewujudkan Indonesia Emas Tahun 2045 harus dikejar oleh Provinsi NTT dengan keadaan yang terseok-seok sebab masih ada begitu banyak hal yang perlu dievaluasi berdasarkan potensi-potensi yang ada,” tegasnya.
Thobias mengajak seluruh peserta bincang-bincang untuk menciptakan perubahan-perubahan di tengah masyarakat.
“Sesungguhnya perubahan-perubahan yang besar menjadi tanggung jawab bersama. Sering kali banyak pelaku pembangunan melakukan pembangunan yang salah. Hal inilah yang seharusnya dievaluasi dan dikaji secara bersama pada pembangunan-pembangunan selanjutnya,” pungkasnya.
(Penulis: Rio Ambasan)