12 August 2024 - Oleh Kantor Kerjasama
Kategori : Penelitian & Pengabdian pada Masyarakat
Wujudkan P5, Mahasiswa Prodi Kimia UNWIRA Latih Murid SDN Waijarang Produksi Garam
UNWIRA - Mahasiswa Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Katolik Widya Mandira melatih para murid SD Negeri Waijarang untuk melakukan produksi garam skala kecil, sebagai bagian dari rangkaian praktik Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang sedang dijalankan oleh mahasiswa Prodi Kimia. Kegiatan ini dilaksanakan pada Rabu (07/08/2024), bertempat di tepi pantai Desa Waijaran dan berlangsung selama sekitar 15 menit saat jam istirahat sekolah.
Delapan mahasiswa yang terlibat, didampingi oleh Dosen Pembimbing Lapangan, Gerardus Diri Tukan, S.Pd., M.Si., memberikan pelatihan yang dirancang untuk menggali potensi alam sekitar, khususnya pemanfaatan air laut untuk produksi garam.
Baca Juga: Prodi Ilmu Komputer UNWIRA Gelar Pameran KKNT Bertajuk Digitalisasi Kewirausahaan
Menurut Gerady Tukan, pantai ini memiliki air laut yang jernih, tepi pantai yang rata, dan sinar matahari yang kuat yang mana merupakan faktor-faktor yang sangat ideal untuk produksi garam. Namun, ia menyebut potensi tersebut masih berupa potensi raksasa yang sedang tidur.
“Untuk membuka pikiran dan perhatian warga dan pemerintah setempat terhadap potensi yang sedang nganggur itu maka kita lakukan pelatihan bersama anak sekolah dasar dalam skala kecil,” ujarnya.
Kegiatan pelatihan ini diharapkan dapat menjadi masukan atau inspirasi bagi sekolah terkait P5 (Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila), sebagai salah satu tuntutan dalam Kurikulum Merdeka Belajar.
Dalam pelatihan tersebut, para siswa diajarkan cara membuat lubang-lubang berukuran 30x30 cm dengan kedalaman 5 cm di tepi pantai. Sebanyak 10 lubang dibuat dengan ukuran yang seragam. Setelahnya, Gerady Tukan menjelaskan fungsi dari setiap sarana yang telah dibuat.
“Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memperoleh garam di dalam air laut ialah dengan menjemur air laut pada media atau sarana-sarana sederhana yang disiapkan,” terangnya.
Usai memberikan penjelasan, para mahasiswa melakukan simulasi di hadapan siswa-siswi SD Negeri Waijarang. Proses ini dimulai dengan membentangkan plastik hitam di dalam lubang, kemudian memasukkan air laut dan membuat selubung berbentuk payung pada permukaan lubang guna menangkap uap air, sehingga menghasilkan air tawar.
Setelah simulasi berakhir, para siswa mulai melakukan hal yang sama pada sembilan lubang yang lain. Guru pendamping, Laurensius Lian Luron, S.Pd., mengarahkan para murid yang terdiri dari kelas empat, lima, dan kelas enam untuk membentuk kelompok dan secara berkelompok menangani satu lubang media penjemuran air laut. Pada akhirnya, sembilan media penjemuran air laut berhasil disiapkan untuk kemudian dijemur di bawah terik matahari.
(Penulis: Yosefa Saru)