23 September 2024 - Oleh Kantor Kerjasama

Kategori : Penelitian & Pengabdian pada Masyarakat

Kolaborasi UNWIRA, UIN Malang, UHT Surabaya, dan PT. Asimas Malang, Kembangkan Obat Herbal Afrodisiak


UNWIRA - Dr. Maximus M. Taek, M.Si., Dosen Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Katolik Wdya Mandira, bersama tim penelitinya kembali memenangkan Program Bantuan Biaya Luaran Prototipe yang diselenggarakan oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kemdikbud RI dengan proposal yang berjudul, “Pengembangan dan Hilirisasi Prototipe Obat Herbal Terstandar (OHT) Afrodisiak dari Ekstrak Uvaria rufa Berdasarkan Etnomedisin Masyarakat NTT.”

Proposal ini diketahui merupakan satu-satunya proposal yang lolos pendanaan dari seluruh Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dalam lingkup LLDikti Wilayah XV NTT. Prestasi ini bukanlah yang pertama. Pada tahun sebelumnya (2023), Dr. Maximus juga berhasil mendapatkan bantuan dana tersebut dengan proposal berjudul, “Pengembangan Prototipe Obat Herbal Terstandar Antimalaria dari Ekstrak Kulit Batang Pule Hitam (Alstonia spectabilis).”

Penelitian untuk pengembangan prototipe OHT afrodisiak ini merupakan pekerjaan kolaboratif antara dosen UNWIRA dan beberapa dosen dari Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN) Malang, Universitas Hang Tuah (UHT) Surabaya, dan Perusahaan Farmasi PT. Agaricus Sido Makmur Sentosa (Asimas) Lawang-Malang.

Tim peneliti yang diketuai oleh Dr. Maximus Markus Taek, M.Si., ini melibatkan beberapa akademisi dan praktisi, antara lain, Dr. apt. Burhan Ma’arif Z.A, M.Farm., dan  apt. Novia Maulina, M.Farm., (Dosen Prodi Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, UIN Malang), Erly Grizca Boelan, S.Si., M.Si., (Dosen Prodi Kimia FKIP UNWIRA), Faisal Akhmal Muslikh, S. Farm., M. Farm., (Dosen Fakultas Farmasi, Universitas Hang Tuah, Surabaya), dan apt. Fuma Aji Putra P., S.Farm., (Manajer Pemasaran PT. Asimas, Malang). Penelitian ini juga melibatkan beberapa orang mahasiswa UIN Malang yang mengerjakan pengujian-pengujian prototipe obat herbal tersebut di laboratorium.

Baca Juga: Jelang Wisuda, Rektor UNWIRA Buka Kegiatan UNWIRA Career Expo

Penelitian ini berangkat dari hasil studi etnomedisin yang dilakukan oleh Dr. Maximus, yang menemukan bahwa tumbuhan Uvaria rufa—dikenal sebagai “Lelak” di Kupang, “Koknaba” dalam bahasa Dawan, dan “Koke” dalam bahasa Tetun—memiliki potensi besar sebagai agen afrodisiak.

“Dari testimoni beberapa orang yang pernah menggunakan tumbuhan ini, rebusan atau rendaman kulit batang tumbuhan ini diklaim memiliki khasiat yang baik untuk mempertahankan atau meningkatkan stamina, dan mengembalikan kebugaran tubuh,” terang Dr. Maximus.  

Berdasarkan temuan tersebut, Ia berencana untuk mengembangkan tumbuhan Uvaria rufa menjadi prototipe obat afrodisiak agar dapat dikomersialkan kepada masyarakat luas. Rencana itu kemudian dituangkan menjadi proposal yang diajukan kepada DRTPM Kemdikbud RI dan berhasil lolos mendapatkan pendanaan.

Baca Juga: Kolaborasi dengan BPS Kabupaten Kupang, UPT Perpustakaan Pusat UNWIRA Luncurkan Pojok Statistik

Berkenaan dengan penelitian pengembangan prototipe obat herbal afrodisiak tersebut, pada 10-14 September 2024, anggota tim peneliti dari UIN Malang dan UHT Surabaya serta mitra perusahaan farmasi dari PT. Asimas Malang melakukan kunjungan lapangan ke Kupang. Kunjungan ini diinisiasi oleh Dr. Maximus selaku Ketua Tim Peneliti untuk melakukan survei populasi tumbuhan Uvaria rufa di beberapa wilayah, seperti Kota Kupang, Kabupaten Kupang, dan Timor Tengah Selatan.

“Kunjungan ini dimaksudkan untuk bersama-sama agar tim peneliti dapat melakukan survei populasi tumbuhan Uvaria rufa,” ungkapnya.

Tim peneliti memanfaatkan kesempatan ini untuk mengambil bahan baku berupa kulit kayu tumbuhan tersebut dan mengumpulkan beberapa data dasar yang terkait dengan kebutuhan penelitian ini.

Dalam kunjungan ini juga dilakukan sosialisasi oleh mitra industri dari PT. Asimas, bertempat di Ruang Workshop LPPM UNWIRA. Apt. Fuma Aji Putra P., S.Farm., Manajer Pemasaran PT. Asimas, Malang, sebagai pembicara, memberikan paparan terkait, “Peluang Kerjasama Pengembangan Obat Herbal, Suplemen, dan Makanan/Minuman antara Industri dan Perguruan Tinggi di NTT." Sosialisasi ini dihadiri oleh sekitar 50 dosen dan mahasiswa dari UNWIRA, Universitas Nusa Cendana (Undana), dan Poltekkes Kemenkes Kupang.

Melalui kegiatan ini, ia berharap para dosen mulai mengarahkan penelitiannya untuk menghasilkan produk-produk yang dibutuhkan masyarakat dan dapat dikomersialisasikan, sebagaimana yang telah dilakukan oleh tim peneliti prototipe OHT afrodisiak dan tidak hanya berhenti pada menghasilkan artikel ilmiah yang dipublikasikan di jurnal-jurnal.

(Penulis: Yosefa Saru)