11 November 2024 - Oleh Kantor Kerjasama
Kategori : Kegiatan Khusus Kampus
Fakultas Filsafat UNWIRA Selenggarakan Seminar Internasional Bertajuk “Education and Artificial Intelligence”
UNWIRA - Untuk meningkatkan pemahaman kritis mahasiswa terkait perkembangan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI), Fakultas Filsafat Universitas Katolik Widya Mandira menyelenggarakan seminar internasional bertajuk "Education and Artificial Intelligence". Seminar ini merupakan hasil kerja sama antara Fakultas Filsafat UNWIRA dengan University of Bostwana (Bostwana) dan Universidade de Coimbra (Portugal), yang berlangsung di Aula Hendrikus, lantai 4 Gedung Rektorat, pada Sabtu (09/11/2024).
Kegiatan tersebut terbagi dalam 2 sesi. Sesi pertama yang dimulai pukul 09.00–12.00 WITA, berupa diskusi grup dan paralel secara daring yang melibatkan sekitar 45 partisipan dan 2 pemateri di tiap breakout room. Sesi kedua berlangsung secara luring di Aula Hendrikus, Gedung Rektorat, mulai pukul 16.00 hingga 18.30 WITA.
Baca Juga: Mahasiswa Prodi Ilmu Pemerintahan UNWIRA Raih Juara 1 Lomba Debat Ilmiah
Hadir sebagai pemateri, Prof. Gabriel Faimau (Universitas of Bostwana) dan Gianluigi Segalerba, Ph.D (Universitas de Coimbra) secara daring, serta Rm. Patricius Neonub, S.Fil., M.Phil (Universitas Katolik Widya Mandira) secara luring. Kegiatan ini dipandu oleh P. Petrus Tan, SVD., S.Fil., M.Th.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Rektor UNWIRA, P. Dr. Philipus Tule, SVD. Dalam sambutannya, Pater Rektor menegaskan pentingnya memahami Kecerdasan Buatan bukan hanya dari segi teknologi, tetapi juga dalam kerangka etika, pemikiran kritis, dan kontribusinya bagi penyelesaian masalah manusia.
“Meningkatnya ketergantungan pada Kecerdasan Buatan pada pendidikan saat ini dapat membawa kita pada ketergantungan teknologi yang berlebihan yang mungkin memiliki beberapa konsekuensi yang tidak terduga,” terangnya.
Pater Philipus Tule berharap forum ini dapat merangkum dan menjembatani pro dan kontra mengenai Kecerdasan Buatan untuk memberikan pandangan yang seimbang mengenai teknologi transformatif ini agar dapat memahami secara utuh implikasi dari tren Kecerdasan Buatan yang krusial.
Moderator seminar, P. Petrus Tan, SVD., S.Fil., M.Th., juga menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang terlibat serta menyoroti tujuan akademis dari seminar ini.
“Kegiatan ini bertujuan mempromosikan kajian akademis tentang Kecerdasan Buatan yang relevan dengan tantangan lokal, nasional, dan global, serta untuk memahami dampaknya dalam kehidupan manusia," jelasnya.
Untuk diketahui, jumlah peserta seminar mencapai 325 peserta, yang mencakup mahasiswa Fakultas Filsafat UNWIRA, Stipas Keuskupan Agung Kupang, serta mahasiswa dari Program Studi Teknik Sipil, Ilmu Komputer, dan Pendidikan Bahasa Inggris UNWIRA.
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Filsafat, Fr. Mario Paul, mengatakan bahwa “Tujuan dari seminar ini adalah untuk memperluas jejaring sosial dengan berbagai perguruan tinggi baik di tingkat nasional maupun internasional dan menegaskan kembali eksistensi manusia sebagai makhluk rasional.”
Fr. Irenius Boko, salah satu peserta, mengaku senang karena setiap teori yang disampaikan oleh narasumber membantunya untuk memahami Kecerdasan Buatan.
“Kecerdasan Buatan tidak bisa mendominasi manusia. Jadi, informasi-informasi yang kita sampaikan tidak bisa dianalisis lebih jauh oleh Kecerdasan Buatan,” katanya.
Seminari internasional ini ditutup dengan penyerahan sertifikat kepada setiap narasumber baik yang hadir secara daring maupun luring.
(Penulis: Imel Hongu; Editor: Yosefa Saru)