22 November 2010 - Oleh Administrator
Kategori : INFO KAMPUS
Investasi Bukan Solusi Atasi Kemiskinan
"Investasi bukan satu-satunya solusi dalam memberantas kemiskinan di daerah NTT. Ketergantungan masyarakat serta pengusaha terhadap pemerintah, merupakan salah satu penyebab kegagalan dalam berusaha. Selain itu, kurangnya motivasi serta modal yang memadai, juga menjadi penyebab bangkrutnya para pengusaha". Demikian pernyataan Prof. Payaman Simanjuntak dalam seminar nasional yang di gelar di aula A.300 UNWIRA Kupang, pada hari senin tanggal 15 Novermber 2010. Tema dari
seminar tersebut adalah: "Entrepreneurship Solusi Pengangguran Dan Kemiskinan".
Seminar ini dilaksanakan dalam rangka Global Entrepreneurship Week 2010 (GEW) yang diperingati di 100 negara di dunia. Selain Prof. Payaman Simanjuntak, dalam seminar ini menghadirkan pembicara dari pemda NTT, Gubernur NTT Drs. Frans Leburaya, dari kalangan perbankan seperti Dirut
Bank NTT, Daniel Tagu Delo, Dirut BPR Christa Jaya, Christ Liyanto. Dengan
moderator Dr. Thomas Ola Langodai. Hadir dalam seminar ini pengamat Ekonomi dari UNWIRA, Drs. Ec. Sabinus Hatul, MM yang juga merupakan dosen PPS-MM UNWIRA dean sejumlah dosen dan pejabat lainnya di
lingkungan UNWIRA.
Selain itu para civitas akademika dari 7 Fakultas di lingkungan UNWIRA serta para utusan dari berbagai kampus di daratan Timor hadir memenuhi ruangan seminar di A.300. Hadir juga para utusan SMU se daratan timor serta para utusan guru SMU di daratan Timor.
Dalam hal lain, kata Prof. Payaman pengangguran merupakan salah satu persoalan besar yang belum mampu diselesaikan oleh pemerintah. Walaupun pihak pemerintah telah menyatakan jumlah pengangguran telah berkurang, namun kenyataannya pera penganggur tersebut bukan terserap dalam dunia kerja melainkan terjun ke sektor kerja informal. Hal ini sebagai bentuk kemerosotan nilai kewirausahaan. Banyak pengangguran berijasa sarjana dan justru terjun ke dunia usaha non formal. Hal ini karena mereka sudah tidak tahan lagi menjadi pengangguran. Dan langkah yang mereka lakukan itu seperti ojek dan berdagang. Ada juga yang menjadi budak atau kuli. Yang lainnya masih menunggu giliran dianggkat menjadi PNS, Ini bukan seperti
yang diharapkan, karena orientasi kita hanya pada pegawai. Upaya pemerintah NTT untuk mendatangkan sebanyak mungkin investor di daerah ini, bukan satu-satunya solusi untuk memberantas kemiskinan serta mengurangi pengangguran. Pasalnya, daya serap sebuah investasi hanya beberapa persen dari jumlah pengangguran yang ada di daerah ini. Selain itu nilai pendapatan yang dihasilkan sebuah investasi juga tidak serta-merta mengurangi kemiskinan.
Lebih lanjut Prof. Payaman mengatakan: "Kita jangan terlalu mengharapkan pemerintah atau investor, tapi berusaha sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dan untuk menjadi pengusaha itu harus memliki beberapa kriteria, diantaranya memiliki modal dan sikap yang baik, berani mengambil resiko serta harus memiliki motivasi kewirausahaan. Karena banyak wirausaha yang gagal karena kurang memiliki motivasi entrepreneur".
Seminar ini bekerja sama dengan Lembaga Pengembangan Usaha Mandiri dan
Kewirausahaan (LPUMK) Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, Universitas Ciputra Entepreneurship Center (UCEF) jakarta serta pemerintah Prov. NTT. Dalam sambutannya Rektor UNWIRA, P.Yulius Yasinto,SCD,MSc, mengatakan jangan hanya kampanye, tetapi mari kita hidupkan nilai-nilai kewirausahaan. Mahasiswa dapat menjadi wirausaha dan membangun diri sendiri ketika kembali ke tengah masyarakat. Karena dengan berwirausaha kita dapat menambah rasa percaya diri.
Viva UNWIRA, Ut Vitam Habeant Abundantius.