22 April 2025 - Oleh Kantor Kerjasama
Kategori : Kegiatan Khusus Kampus
Kuliah Umum “Dialogue and Distillation” Perkaya Wawasan Mahasiswa Arsitektur UNWIRA
UNWIRA - Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Katolik Widya Mandira menyelenggarakan kuliah umum dengan tema, “Dialogue and Distillation”, pada Selasa (22/04/2025) di Aula St. Paulus, Lantai 4, Gedung Rektorat UNWIRA. Kuliah umum ini menghadirkan Hendry Gunawan Tjhi, seorang Arsitek yang juga merupakan Founder dan Principal dari HGT Architects, sebagai pembicara utama. Kegiatan ini diikuti oleh dosen serta seluruh mahasiswa Program Studi Arsitektur UNWIRA, yang tampak antusias menyimak paparan serta berdiskusi secara aktif.
Dalam paparannya, Hendry menekankan pentingnya pemilihan material dalam setiap proyek arsitektur. Ia mengajak mahasiswa untuk bersikap selektif, tidak hanya dari sisi estetika, tetapi juga dari sisi fungsionalitas dan keberlanjutan material.
“Kita harus bisa menganyam di lokasi langsung untuk memilih dan menentukan material yang harus digunakan karena material rotan banyak yang beralih ke rotan sintesis. Oleh sebab itu, kita harus memilih menggunakan bahan-bahan beraturan karena interaksi dari bahan kulit dan sintesis, pengolahannya jauh lebih ringan dibandingkan dengan bahan alami,” terangnya.
Lebih jauh, ia mengatakan bahwa untuk menghasilkan karya yang berkualitas, mahasiswa harus bisa berinovasi. Menurutnya, mahasiswa tidak cukup hanya mengandalkan gambar atau visualisasi semata, tetapi harus mampu memahami konteks dan situasi tempat karya itu akan diwujudkan.
“Tidak bisa menggunakan gambar untuk sekedar dijadikan sebagai karya. Dalam pekerjaan seperti bangunan, kalian harus bisa melihat dan membaca situasi,” tambahnya.
Sementara itu, Ir. Ricardus Daton, M.T, Dosen Prodi Arsitektur, menjelaskan bahwa kuliah umum ini merupakan bagian dari strategi akademik untuk membuka wawasan mahasiswa terhadap perspektif arsitektur yang lebih luas, khususnya dari luar kampus.
“Selama ini mahasiswa hanya kuliah dengan dosen-dosen internal. Mereka juga butuh penyegaran yang artinya kalau kuliah tamu dari luar tentunya saja mereka punya suasana yang baru sehingga itu menjadi penyegaran untuk mahasiswa,” katanya.
Ir. Ricardus juga mengapresiasi antusiasme mahasiswa yang tinggi selama mengikuti kuliah umum.
“Seperti tadi yang dilihat bahwa banyak juga mahasiwa yang aktif bertanya. Hanya karena memang keterbatasan waktu sehingga mungkin saja masih ada yang terpendam, tetapi itu juga menjadi pemacu untuk mereka,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa kuliah umum ini memberi kontribusi terhadap pengembangan iklim pendidikan di lingkungan Prodi Arsitektur. Selain memperkaya pengalaman mahasiswa, kegiatan ini juga mendukung proses akreditasi dan peningkatan mutu program studi.
(Penulis: Imel Hongu; Editor: Yosefa Saru)