28 June 2025 - Oleh Kantor Kerjasama

Kategori : Kegiatan Khusus Kampus

Fakultas Filsafat Sukses Gelar PSA IV


UNWIRA – Fakultas Filsafat, Universitas Katolik Widya Mandira, kembali menyelenggarakan kegiatan Philosophia Sapere Aude (PSA) IV dengan mengusung tema “Let Us Dream: The Path to a Better Future”. Kegiatan ini berlangsung meriah dengan berbagai mata lomba akademik dan non-akademik yang melibatkan peserta dari berbagai jenjang dan wilayah.

Untuk kategori lomba akademik tingkat nasional, terdapat lomba esai dan artikel ilmiah. Sementara itu, kategori non-akademik mencakup lomba dance tingkat SMA, paduan suara tingkat remaja, serta tari kreasi tingkat Perguruan Tinggi se-Kota Kupang.

Baca Juga: Gandeng BRIN, LPPM Sosialisasikan Program Akuisisi Pengetahuan Lokal

Ketua Panitia, Fr. Rikardus Bolaer, mengatakan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengasah kemampuan berpikir kritis serta menanamkan nilai-nilai kreativitas dalam diri mahasiswa.

“Kami ingin menanamkan nilai kreativitas dan tekad yang kuat kepada seluruh mahasiswa  untuk tetap teguh pada visi yang mereka impikan sejak awal, agar apa yang mereka cita-citakan itu tercapai,” terangnya.

Ia menambahkan, PSA IV juga menjadi ruang reflektif untuk membangkitkan kembali semangat dan impian generasi muda yang mulai pudar akibat berbagai tantangan zaman.

“Kami mencoba untuk membangkitakn mimpi generasi muda. Bagaimana ia terus menatap masa depannya secara baik, agar ia menjadi sukses dan tidak terpengaruh dengan hal-hal duniawi yang kemudian melemahkan masa depan atauiImpian mereka,” pungkasnya.

Puncak kegiatan ini dimeriahkan dengan Konser Amal yang berlangsung di Aula Immaculata UNWIRA pada 27 Juni 2025. Konser tersebut menghadirkan penyanyi nasional Gary-Gany, finalis X Factor Indonesia musim ketiga tahun 2021. Konser amal ini mengangkat tema “Melawan Kejahatan Seksual Terhadap Perempuan dan Anak”, yang bertujuan untuk menyuarakan isu yang terjadi di NTT.

RD. Leonardus Mali, Pr., Lic.Fil., Dosen Fakultas Filsafat UNWIRA, menegaskan bahwa pemilihan tema ini merupakan bentuk keprihatinan sekaligus komitmen moral kampus dalam menyuarakan isu kemanusiaan yang sangat mendesak.

“Tema ini dipilih karena fakta menunjukkan bahwa 75 persen tahanan di lembaga pemasyarakatan di NTT adalah pelaku kekerasan seksual. Ini adalah realitas yang sangat memprihatinkan dan perlu kita lawan bersama,” ungkapnya.

Ia berharap, melalui kegiatan ini, masyarakat semakin sadar akan pentingnya pencegahan kekerasan seksual serta turut ambil bagian dalam menciptakan lingkungan yang aman, adil, dan menghargai martabat setiap individu, terutama perempuan dan anak-anak.

(Penulis: Imel Hongu; Editor: Yosefa Saru)