30 January 2022 - Oleh
Kategori :
Peserta KKN UNWIRA-Mbari Kuliah di UPH Mbaenuamuri
Mahasiswa mahasiswi peserta Kuliah Kerja
Nyata-Pembelajaran dan pemberdayaan Masyarakat (KKNT-PPM) dari UNWIRA Kupang di
desa Mbaenuamuri kecamatan Keo Tengah kabupaten Nagekeo, berkunjung ke Unit Pengelola Hasil (UPH) desa
Mbaenuamuri, yang terletak di kawasan Wodopingga, sekitar 2 Km arah Utara, di
area pegunungan desa, Sabtu 29 Januari 2022. Para peserta KKNT-PPM yang melakukan pembelajaran ke unit produksi
ini, ditemani oleh Indra Agus Salim (Teknisi produksi olahan buah kelapa), dan
Viktor Hilarius Go (tenaga operator desa sekaligus membantu operasional pada
UPH), dan dosen pendamping yakni Gerard Tukan,S.Pd.M.Si serta Satrio
Pedo,ST.MT.
Di area UPH ini berdiri 3 bangunan permanen dan 1 bangunan dari kayu yang beratap seng. Ketiga bangunan permanen itu yakni rumah produksi (yang berukuran lebih besar dan tanpa sekat ruangan), rumah pengemasan produk serta kantor manajemen pemasaran, dan rumah MCK. Di dalam rumah produksi terdapat berbagai mesin produksi seperti: mesin parut kelapa, mesin peras santan kelapa, mesin perajang sabut kelapa, mesin penggiling arang tempurung kelapa, mesin pemadat briket arang dan berbagai perlengkapan sarana pendukung linnya yang berkaitan dengan olahan buah kelapa untuk menghasilkan minyak kelapa murni, minyak goreng serta produk ikutan lainnya. Di bangunan yang berdinding kayu, terdapat dua unit tanur pembakaran untuk produksi asap cair (smog). UPH ini bergerak pada pengolahan buah kelapa menghasilkan minyak kelapa murni, asap cair, serat sabut untuk hasilkan tali, dan tempurung kelapa untuk hasilkan briket arang, sehingga instalasi tersebut disebut juga Unit Pengolahan Kelapa. Kepada peserta KKNT-PPM, Indra dan Viktor menjelaskan fungsi dari berbagai sarana yang ada serta cara mengoperasikannya untuk menghasilkan produk.
Menurut
Indra dan Viktor, UPH Pengolahan Kelapa yang ditangani oleh BUMDES Mbari Indah
tersebut didirikan pada tahun 2005 di atas lahan milik desa, sedangkan bangunan
dan sarana-sarana produksi (mesin) merupakan bantuan dari Dinas Perindustrian
kabupaten Nagekeo. Bantuan ini diberikan ke desa Mbaenuamuri melalui BUMDES
Mbari Indah, yaitu BUMDES milik desa Mbaenuamuri. Bumdes Mbari indah ini lahir
sejak tahun 1999, yang dikelolah secara swadaya oleh desa. Setelah mendapat
dukungan sarana produksi dari pemerintah kabupaten Nagekeo melalui dinas
Perindustrian, maka aktivitas produksi yang dilakukan yaitu produksi minyak
kelapa murni dan minyak goreng. Produksi susulan yaitu olahan bahan buangan
buah kelapa (tempurung dan sabut kelapa) menjadi asap cair. Meskipun begitu,
aktivitas industri lebih giat pada produksi minyak kelapa murni dan minyak
goreng, sebab lebih mudah dipasarkan atau konsumennya telah ada. Sedangkan asap
cair, belum diketahui pasarannya sehingga produksinya tidak lancar. Hal
tersebut menyebabkan ada berbagai mesin alat produksi yang tidak difungsikan.
Aktivitas
produksi di instalasi industri ini tampak tidak berjalan lagi sejak tahun 2019.
Hal ini terjadi oleh beberapa sebab. Menurut Indra dan Victor, penyebab utama
adalah pemasaran produk yang tidak lancar dan meluas serta manajemen dalam
proses produksi. Pemasaran produk waktu itu masih hanya terbatas pada wilayah
kecamatan Keo Tengah. Pemasaran ke beberapa lokasi di luar Keo Tengah memang
sudah terjadi, namun masih terbatas. Hal itu terjadi karena faktor transportasi
(biaya perjalanan). Biaya perjalanan untuk memasarkan produk ke luar daerah,
tampaknya belum tersedia memadai sehingga menyulitkan mobilisasi pemasaran
produk. Pernah diupayakan cara pemasaran
yang dilakukan dengan menyebarkan informasi adanya produk VCO dan minyak
goreng, lalu konsumen (pembeli) datang membeli atau memesan. Produk dikirim ke
tujuan pemesan. Pelanggan yang memesan produk misalnya Manggarai, Bajawa dan
Ende. Belum didirikan atau diadakannya agen penjualan produk di luar kecamatan
Keo Tengah yang berperan menerima produk secara kontinyu untuk dipasarkan di
daerah-daerah tersebut. Keterbatasan pemasaran berdampak pada rendahnya
pemasukan sehingga tidak kuat untuk menopang biaya operasional maupun gaji
karyawan.
Proses
produksi terhenti, disebabkan pula oleh
belum ada energi listrik dari PLN ke lokasi industri untuk menghidupkan
mesin-mesin produksi. Semua mesin yang ada hanya dapat beroperasi jika ada
energi listrik. Jaringan listrik belum sampai di lokasi produksi. Kegiatan
produksi pada tahap-tahap awal menggunakan energi listrik dari mesin disesel,
namun terbentur pula pada bahan bakar. Biaya operasional produksi relatif
tinggi sedangkan pemasaran produk masih terbatas.
Indra
dan Viktor juga mengungkapkan bahwa sekarang telah ada beberapa perkembangan yang mengarah kepada
dukungan bagi proses produksi, seperti: jalan menuju lokasi produksi yang telah
dibuat baik melalui rabat, jaringan telekomunikasi sudah relatf lancar, jalan
raya menuju Ende yang sudah baik serta jaringan listrik yang hampir sampai di
rumah produksi, maka industri akan diaktifkan kembali. Jenis industri yang akan
lebih dahulu dilakukan yaitu produksi minyak kelapa murni dan minyak goreng.
Mesin-mesin yang telah ditinggalkan sekitar 5 tahun, akan dibenah dan
diperbaiki kembali untuk dapat dimanfaatkan.
Dosen
pendamping lapangan KKNT-PPM, Gerard Tukan,S.Pd.M.Si, yang turut hadir pada
kegiatan peninjauan lokasi UPH tersebut menganjurkan kepada Indra dan Viktor
agar dapat mengembangkan instalasi produksi yang lain, sebagai produk sampingan
dari industri olahan buah kelapa tersebut. Di hadapan para pengelolah industri
olahan buah kelapa serta mahasiswa mahasiswi peserta KKNT-PPM, Gerard Tukan
yang adalah dosen Kimia FMIPA UNWIRA itu menjelaskan bahwa produksi yang lain
sebagai kelanjutan dari industri olahan buah kelapa misalnya; olahan tempurung
kelapa menjadi hiasan, gantungan kunci atau berbagai pernak pernik berbahan
tempurung kelapa. Olahan ampas kelapa, air kelapa, air perasan santan dan
protein (tai minyak) yang difermentasi dengan batang pisang dan limbah ikan
untuk produksi pakan ternak. Kelanjutsan dari industri pakan ternak ini adalah
pengebangan ternak babi dan ayam dengan
memanfaatkan pakan yang dihasilkan. Lalu, dibuka pula depot pemotongan hewan
dan memasarkan daging segar. Dari kandang ternak, dilakukan pengolahan kotoran
ternak (babi atau ayam) sebagai pupuk maupun gas, dan dari produksi pupuk untuk
mendukung pengembangan pertanian. Jadi, menurut Ketua Panitia KKNT-PPM Unwira,
semester Ganjil 2021/2022 ini, industri pengolahan buah kelapa merupakan jenis
industri yang dapat memicu dan menghadirkan industri-industri ikutan lainnya,
yang dapat dilakukan oleh masyarakat lokal, tanpa melalui teknologi tinggi.
Indra dan Viktor mengaku belum ada
pikiran ke arah pengembangan industri ikutan lain, ketika
Menurut
Gerard, semua hal yang disebutkannya, dapat dilakukan oleh masyarakat lokal,
tanpa perlu ragu atau canggung bahwa harus melalui teknologi tingkat tinggi.
Pemikiran bahwa hal-hal ini hanya dapat ditangani dengan teknologi tinggi,
itulah yang menjadi penghalang bagi masyarakat untuk mengoptimalkan potensi
alamnya. Menurutnya, sudah banyak hal yang telah disederhanakan dan dimudahkan.
Misalnya dengan cara fermentasi. Itu hal mudah.
Jika ini dilakukan maka pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat
terlaksana, dan potensi alam masyarakat dapat dioptimalkan secara baik.
Disarankannya pula bahwa kawasan Keo Tengah dan kota Ende cukup dekat harus
dioptimalkan untuk pemasaran produk dari Keo tengah. Kota Ende merupakan salah
satu pintu keluar dan masuk kawasaan pulau Flores, dan aktivitas itu sangat
lancar, baik melalui laut maupun udara. Potensi ini perlu dimanfaatkan oleh
perusahaan untuk membuka agen penjualan di Ende yang juga sekaligus melakukan
pemasaran ke luar pulau.
Indra
dan Viktor pun mengemukakan bahwa sekarang pemerintah desa dan Bumdes Mbari
Indah telah berencana untuk menghidupkan
kembali aktivitas industri, sebab sarana-sarana pendukung seperti jalan,
jaringan listrik dan jaringan telkomsel telah cukup memadai. Pihaknya pun
sedang mempersiapkan rekrutmen dan seleksi tenaga kerja yang harus punya sikap
dan mental yakni bekerja dan turut menghidupkan serta membesarkan perusahaan.
Keduanya pun melempar tawaran kepada mahasiswa peserta KKNT-PPM, jika tertarik,
dapat bergabung menghidupkan dan membesarkan industri yang mereka tangani
tersebut, dengan cra menjadi agen penjualan produk di Kupang saat sedsang
kuliah sekarang, atau menjadi bagian dari karyawan insustri setelah wisuda
nanti***.