03 February 2022 - Oleh
Kategori :
Mahasiswa KKN Sosialisasi Pertanian Organik
Mahasiswa KKNT-PPM Universitas Katolik Widya Mandira Kupang di
Kelurahan Tarus melakukan pengabdian pada masyarakat melalui kegiatan
pembersihan lahan salah satu warga RT 2 (Kamis, 3/2). Kegiatan ini dimaksudkan
sebagai contoh penerapan teknologi pertanian menggunakan pupuk organik. Para
mahasiswa KKN ini melihat bahwa RT 2 memiliki potensi di bidang pertanian,
tetapi sekaligus masalah terkait penggunaan pupuk kimia.

Pada kesempatan kerja ini, para mahasiswa itu sekaligus menggali
informasi mengenai sistim pertanian hingga pemasaran hasil bumi. Kami biasa
menggunakan pupuk kimia, dengan harga yang mahal, tetapi hasil terkadang kurang
memuaskan karena kesulitan menjual dengan harga yang bisa menutupi pengeluaran
kami untuk pupuk, kata ketua RT 2, bapak Silas.
Selain lahan dijadikan sawah, sebagiannya juga dimanfaatkan
untuk menanam sayur, lombok, tomat, semangka, kangkung, dan lain-lain. Para
mahasiswa juga mebdapatkan sepetak lahan untuk menanam bibit sayur yang dibawa
dan menerapkan penggunaan pupuk organik sebagai contoh. Hal ini dilakukan
sebagai sosialisasi sistim pertanian dengan pupuk organik agar menghasilkan
pangan sehat. Salah satu hal yang tanpa sadar merusak kesehatan kita adalah
penggunaan pupuk kimia yang kemudian zat kimianya terkanding dalam tanaman. Ini
berpengaruh terhadap kesehatan konsumen. Maka penting untuk para petani beralih
ke pupuk organik, jelas Bastin, salah seorang mahasiswa kepada warga yang ikut
dalam kegiatan pembersihan lahan ini.
Terkait dengan pemasaran yang kurang menguntungkan, Ichen
Hadjon, ketua Tim KKN yang adalah mahasiswa Prodi Akuntansi berjanji akan
membantu merancang sistem pemasaran online sederhana yang dapat membantu
menaikkan pendapatan petani. Hal ini diperkuat pula oleh Nunung Faot, mahasiswi
Prodi Ilmu Komunikasi, yang siap membantu di bidang IT sesuai kompetensinya.
Para petani warga RT 2 rata-rata
menggunakan pupuk kimia dalam usaha pertanian mereka. Kehadiran para mahasiswa
ini membuka wawasan mereka untuk berjuang secara bertahap meninggalkan pupuk
kimia. Untuk itu para mahasiswa siap melakukan pendampingan dalam membuat
contoh pupuk organik secara sederhana untuk dipakai di lahan-lahan kecil yang
terjangkau.