06 September 2022 - Oleh
Kategori :
Bahas Beberapa Agenda Penelitian, Para Dosen dan Mahasiswa/i FMIPA UNPAR dan UNWIRA Beraudiensi dengan Gubernur NTT
Bahas Beberapa Agenda Penelitian, Para Dosen dan Mahasiswa/i FMIPA UNPAR dan UNWIRA Beraudiensi dengan Gubernur NTT
.jpeg)
UNWIRA – Para Dosen dan Mahasiswa/i Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) Bandung dan Universitas Katolik Widya Mandira (UNWIRA) Kupang melakukan audiensi dengan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Bapak Viktor Bungtilu Laiskodat, pada Selasa (6/09/2022). Audiensi itu dilakukan dalam rangka menginformasikan kepada Gubernur NTT tentang pelaksanaan kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang terjalin antara UNPAR dan UNWIRA, sekaligus menginformasikan beberapa agenda penelitian yang dilakukan oleh UNPAR dan UNWIRA di NTT. Dalam audiensi itu juga, para dosen dan mahasiswa/i FMIPA UNPAR dan UNWIRA meminta kesediaan kerja sama Pemerintah Provinsi NTT untuk memfasilitasi penelitian-penelitian yang akan dilakukan selama beberapa bulan ke depan.
Baca juga: UNWIRA Bangun Kerja Sama Internasional dengan SMK Timor Leste
Dalam sambutannya, Prof. Dr. Ir. Judy Retti B. Witono, M.App.Sc., perwakilan UNPAR, menyampaikan penelitian tentang garam yang sudah dilakukan di UNPAR.
“Oleh karena itu, kami akan melakukan penelitian garam di Desa O’lio. Penelitian yang dilakukan di Desa O’lio ini akan melibatkan UNWIRA, sekaligus sebagai bentuk pelaksanaan MBKM. Ada tiga mahasiswa/i Teknik Kimia UNPAR dan tiga mahasiswa/i Kimia UNWIRA yang akan meneliti proses produksi garam dengan penguapan intensif, pengendapan pengotor, dan iodisasi garam,” ungkap Doktor lulusan Teknik Kimia, University of Groningen, Belanda.

Profesor yang dikukuhkan menjadi Guru Besar Teknik Kimia UNPAR pada tahun 2019 itu juga menyampaikan penelitian yang telah dilakukan oleh timnya yang mungkin bisa diterapkan di NTT nantinya, seperti pengembangan pakan ternak dari Maggot (larva dari lalat). Menurut Profesor yang biasa dipanggil Judy itu, pakan ternak dari Maggot bisa mengatasi permasalahan limbah organik.
Audiensi itu dihadiri juga oleh Rektor UNWIRA, Pater Dr. Philipus Tule, SVD.
Mewakili UNWIRA, Rektor UNWIRA yang biasa disapa Pater Lipus itu menyampaikan beberapa kegiatan akademik UNWIRA, khususnya FMIPA. Kemudian, Pater Lipus juga menyampaikan lagi penelitian dosen FMIPA UNWIRA tentang pakan ternak yang tahun lalu sudah pernah dipresentasikan di depan Gubernur NTT.
“Kegiatan ini telah dan akan dijalankan dalam kemitraan dengan UNPAR melalui kegiatan MBKM. Lalu, demi mendukung program kemitraan Pemerintah Daerah (Pemda) NTT dengan berbagai Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di NTT dan di luar NTT, kami mengusung beberapa program kegiatan bersama dengan FMIPA (khususnya Prodi Kimia) dan tim UNPAR yang akan fokus pada beberapa hal berikut: Proyek penelitian etnomedisin, penelitian pakan ternak, pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) dan tepung jahe, serta pengolahan sampah dalam kerja sama dengan Pemerintah Kota (Pemkot). Oleh karena itu, kami juga membutuhan dukungan Pemerintah Pusat dan PEMDA NTT untuk menambah peralatan laboratorium di FMIPA UNWIRA, supaya menjadi lebih baik dan canggih sesuai kebutuhan,” tutur ahli dan dosen Filsafat Islam (Islamologi) yang menyelesaikan Program Doktoral-nya di The Australian National University, Canberra-Australia.
.jpeg)
“Untuk penelitian Kimia yang mengarah ke etnomedisin, UNWIRA punya lahan seluas 34 hektar yang siap dimanfaatkan. Lahan itu akan mulai dikerjakan tahun depan,” tambah Pastor SVD yang pernah menulis buku berjudul “Mengenal Kebudayaan Keo: Dongeng, Ritual, dan Organisasi Sosial”.
Baca juga: Kuliah Umum Ekonomi Politik Birokrasi, Dosen FISIP Undana Dorong Reformasi Birokrasi
Menanggapi pembicaraan Prof Judy dan Rektor UNWIRA, Gubernur NTT mengatakan bahwa garam NTT sudah bersih, tetapi mungkin proses pemurniannya tidak banyak dikerjakan.
“Untuk meningkatkan produksi, kita harus lihat lagi nilai ekonomisnya. Apakah dengan teknologi, hasil penelitian memberikan keuntungan dari sisi ekonomi? Pesan saya untuk tim UNPAR dan UNWIRA, kita perlu membuat perhitungan untuk mengetahui keuntungan dari proses produksi garam hingga pengemasan dengan metode intensif. Kalau sudah ada dan hasilnya baik, semuanya itu bisa dilaporkan kembali ke saya dan saya bersedia untuk bekerja sama,” jelas Gubernur NTT periode 2018–2023 itu.
(1).jpeg)
Menurut Gubernur NTT yang pernah menjabat sebagai Anggota DPR RI Fraksi Nasdem periode 2014–2018 itu, garam untuk industri itu sangat penting. Di samping itu, Gubernur yang lahir pada tahun 1965 itu juga menunjukkan bahwa NTT kaya akan sumber daya alam dan seharusnya tidak boleh miskin.
“Untuk itu, saya akan mendukung penelitian-penelitian dari Perguruan Tinggi yang bisa menghasilkan produk dari bahan lokal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat NTT. Saya sangat menantikan hasil penelitian UNPAR dan UNWIRA. Kalau bisa, saya dapat mengetahui hasil penelitian itu dalam 1 atau 2 bulan ke depan,” pungkas Gubernur NTT yang biasa disapa Pak Viktor.