30 April 2025 - Oleh
Kategori :
PITP UNWIRA Selenggarakan Kuliah Umum Bahas Peran dan Tantangan Artificial Intelligence dalam Pendidikan dan Industri

UNWIRA — Pusat Inovasi Teknologi Pembelajaran (PITP) Universitas Katolik Widya Mandira menyelenggarakan kuliah umum dengan tema “Peran dan Tantangan Artificial Intelligence dalam Dunia Pendidikan dan Industri”. Kegiatan yang berlangsung di Auditorium St. Paulus pada Selasa (29/04/2025) ini menghadirkan Yulianti P. Bria, ST., MT., Ph.D., Dosen Program Studi Ilmu Komputer UNWIRA, sebagai narasumber utama serta dimoderatori oleh Dr. Emanuel Jando, S.Kom., M.TI.
Yulianti P. Bria menjelaskan bahwa kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) meniru cara kerja jaringan saraf manusia. Teknologi seperti deep learning memungkinkan kecerdasan buatan belajar secara mandiri dan menghasilkan luaran berdasarkan data serta konteks.
“Salah satu bentuk penerapannya yang kini banyak digunakan adalah ChatGPT, yang dimanfaatkan dalam dunia pendidikan dan industri,” papar Yulianti.
Baca Juga: Prodi Ilmu Pemerintahan Gelar Lomba Debat Tingkat SMA se-daratan Timor
Menurutnya, kecerdasan buatan memiliki potensi besar dalam menciptakan pembelajaran yang adaptif dan personal. Sistem ini dapat menyesuaikan materi dengan kebutuhan masing-masing mahasiswa serta membantu dosen dalam menganalisis capaian akademik secara real-time. Namun, ia juga menyoroti tantangan penggunaan kecerdasan buatan, seperti bias algoritma, keamanan data, dan kurangnya transparansi sistem. Oleh karena itu, pendekatan yang berpusat pada manusia (human-centered) sangat diperlukan agar kecerdasan buatan tetap menjadi alat bantu, bukan pengganti.
Sesi diskusi berlangsung interaktif. Blandina Wenika Djawa, S.Sn., M.Pd., Dosen Program Studi Pendidikan Musik, mengajukan pertanyaan tentang apakah kecerdasan buatan dapat menilai tugas berbasis video, seperti teknik bermain alat musik. Menanggapi hal tersebut, Yulianti P. Bria, menjelaskan bahwa teknologi penilaian berbasis video sudah mulai dikembangkan.
“Meskipun demikian, data pelatihan di bidang musik masih terbatas,” katanya.
Ia mendorong para dosen untuk mengeksplorasi alat-alat yang tersedia dan menyesuaikannya dengan indikator penilaian yang relevan.
Sementara itu, pertanyaan lain disampaikan oleh Ama Balla, mahasiswa Program Studi Ilmu Komputer, yang ingin mengetahui apakah kecerdasan buatan tetap memerlukan data terstruktur atau cukup dengan pernyataan umum.
Yulianti P. Bria menjawab bahwa pemanfaatan kecerdasan buatan harus disesuaikan dengan kemampuan alat yang digunakan. Pendekatan terbaik adalah menggabungkan metode pembelajaran dengan teknologi yang tersedia agar hasilnya lebih efektif dan bermanfaat.
Kegiatan ini diapresiasi oleh Rektor UNWIRA, P. Dr. Philipus Tule, SVD., yang turut hadir dalam kuliah umum tersebut. Ia menyampaikan dukungannya dan menyampaikan harapannya agar kegiatan serupa dapat terus dikembangkan dan menjangkau lebih banyak dosen dan mahasiswa.
(Penulis: Ignasia Masang; Editor: Yosefa Saru)