04 October 2025 - Oleh
Kategori :
Peneliti UNWIRA Berkolaborasi dengan Tiga Universitas dan Industri Kembangkan Obat Herbal Afrodisiak “Uva Max”
UNWIRA - Hilirisasi hasil penelitian di perguruan tinggi memiliki peranan penting dalam mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus meningkatkan daya saing bangsa. Banyak hasil riset universitas yang berhenti pada publikasi ilmiah tanpa sampai ke masyarakat atau dunia industri. Melalui proses hilirisasi, penelitian dapat diubah menjadi produk, teknologi, atau solusi nyata yang bermanfaat secara sosial dan ekonomis.
Guna mewujudkan hal tersebut, kolaborasi antara dunia akademik dan industri menjadi sangat penting. Universitas memiliki kekuatan pada inovasi dan penguasaan teknologi, sedangkan industri berpengalaman dalam produksi massal dan pengembangan bisnis. Sinergi keduanya menciptakan ekosistem inovasi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Salah satu bentuk nyata kolaborasi tersebut diwujudkan melalui kerja sama antara Universitas Katolik Widya Mandira (UNWIRA) Kupang, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN) Malang, Universitas Kadiri (UNIK) Kediri, Universitas Hang Tuah (UHT) Surabaya, dan PT. Agaricus Sido Makmur Sentosa (Asimas) Malang dalam pengembangan obat herbal afrodisiak bernama “Uva Max.”

Obat herbal ini dikembangkan dari ekstrak kulit batang tumbuhan Uvaria rufa, yang secara tradisional diyakini memiliki khasiat afrodisiak bagi pria dewasa. Di wilayah Timor (NTT), tanaman ini dikenal dengan nama Koknaba (bahasa Dawan), Koke (bahasa Tetun), dan Lelak (bahasa Indonesia dialek Kupang).
Tim penelitian ini diketuai oleh Dr. Maximus M. Taek (UNWIRA) dan beranggotakan Dr. apt. Burhan Ma’arif serta apt. Novia Maulina, M.Si. (UIN Malang), Dr. apt. Dian Nurmawati (UNIK Kediri), Faisal Akhmal Muslikh, M. Farm. (UHT Surabaya), dan Erly Grizca Boelan, M.Si. (UNWIRA). Penelitian ini didukung oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) melalui Program Bantuan Biaya Luaran Prototipe (2024) dan Program Hilirisasi Riset—Pengujian Model dan Prototipe (2025).
Pada tahun 2024, tim peneliti melakukan uji potensi afrodisiak dan uji toksisitas terhadap ekstrak kulit batang Uvaria rufa. Hasil penelitian menunjukkan potensi afrodisiak yang kuat dengan tingkat toksisitas rendah, sehingga layak dikembangkan lebih lanjut. Ekstrak kemudian diformulasikan menjadi prototipe obat herbal dalam bentuk kapsul.
Pada tahun 2025, prototipe tersebut diuji pada hewan uji (mencit) untuk melihat parameter libido dan potensi seksual. Hasil awal menunjukkan peningkatan aktivitas seksual yang signifikan. Selain itu, tim juga tengah meneliti minat calon konsumen dan potensi pasar untuk produk “Uva Max,” dengan survei awal dilakukan di Malang (Jawa Timur) dan akan berlanjut di Kupang (NTT).
“Kami berkomitmen melanjutkan riset ini hingga tahap uji klinis agar produk ‘Uva Max’ bisa diterima masyarakat dan memperoleh izin edar,” jelas Dr. Maximus M. Taek, Ketua Tim Peneliti. “Kami berharap hasil penelitian ini dapat memberi manfaat luas sekaligus mendorong budaya hilirisasi riset di perguruan tinggi,” tambahnya.
Melalui penelitian kolaboratif dan pendekatan berbasis inovasi, diharapkan akan lahir lebih banyak produk kesehatan berkelanjutan yang tidak hanya berbasis ilmu pengetahuan, tetapi juga memberi dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat.