18 August 2022 - Oleh Kantor Kerjasama
Kategori : Kegiatan Khusus Kampus
Peserta PKKMB Unwira TA 2022/2023 Diberi Pemahaman tentang Nilai-nilai Kebangsaan
Peserta PKKMB Unwira TA 2022/2023 Diberi Pemahaman tentang Nilai-nilai Kebangsaan
UNWIRA – Dalam rangka memperluas wawasan kebangsaan dari mahasiswa/i baru Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang Periode 2022/2023, panitia Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Unwira mendatangkan Korem 161/WS Kupang. Diwakili oleh Pasikomsos Siterrem 161/WS Mayor Inf Sadiman, Korem 161/WS membawakan materi bertajuk ‘Pemantapan Nilai-nilai 4 Konsensus Kebangsaan sebagai Upaya Menangkal Radikalisme’ pada hari pertama PKKMB, Kamis (18/08/2022) di Aula St. Maria Immaculata Kampus Penfui.
“Radikalisme itu memiliki empat tujuan, yaitu untuk mengganti ideologi negara, menimbulkan rasa takut, memaksakan model kebenaran tertentu, dan untuk melakukan aksi kekerasan,” ungkap Sadiman.
Lebih lanjut, Sadiman juga menguraikan tahapan radikalisasi, teori paham terorisme religius, gerakan terorisme dan radikalisme saat ini, dan empat pilar kebangsaan (Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, UUD 1945, dan NKRI).
“Ada beberapa strategi untuk menangkal radikalisme dan terorisme, di antaranya kita perlu memanfaatkan media sosial (medsos) secara positif, menangani konflik lebih pada pendekatan, penguatan pendidikan moral Pancasila, serta menjaga perbedaan dan menghindari perseteruan agama,” tutur Mayor Inf yang lahir di Kebumen pada tanggal 6 Maret 1967 itu.
Pada sesi dialog, puluhan mahasiswa/i baru mengacungkan tangan untuk bertanya.
“Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan radikalisme dan apa upaya yang dilakukan pemerintah dalam menghadapi radikalisme?” tanya Konstantinus Su (Okto), mahasiswa Program Studi Ekonomi Pembangunan, kelahiran Warat, Manggarai Timur.
Rosari Pechra Manehat (Isma), penanya kedua, bertanya tentang Teori Pohon Terorisme Religius.
“Bagaimana upaya serta tindakan nyata yang sudah dan akan dilakukan pemerintah untuk menghilangkan ‘pupuk’ yang menggambarkan konstelasi global, ketidakadilan, dan kemiskinan, sehingga pohon [radikalisme] tidak tumbuh subur dan menghasilkan buah aksi, seperti tindakan-tindakan radikal?” tanya Isma, mahasiswi kelahiran Ruteng, Manggarai yang memilih masuk Program Studi Teknik Sipil.
“Kemiskinan adalah salah satu pemicu radikalisme dan terorisme. Oleh karena itu, sejauh ini pemerintah telah berjuang untuk menurunkan angka kemiskinan dan ketidakadilan. Jika orang merasa dirinya diperlakukan secara tidak adil, maka dia akan memilih untuk memisahkan diri dari orang lain. Untuk itu, pemerintah berusaha agar hal itu tidak terjadi,” demikian tanggapan Mayor Inf Sadiman terhadap pertanyaan Okto.
Terkait pertanyaan Isma, alumnus SMAK St. Fransiskus Xaverius Ruteng, Sadiman mengatakan bahwa pemerintah akan melakukan upaya deradikalisasi (menangkal radikalisasi).
“Jika orang sudah terpapar radikalisme, maka kita akan memberikan pembinaan khusus,” pungkas Mayor Inf yang pernah menjadi GOM IX Irian Jaya pada tahun 1991 itu.